Beliau bernama Bu Lulus, ibu berumur 40 tahun ini mempunyai anak laki-laki semata wayang bernama Ahmad, yang berusia 6 tahun. Setelah kejadian erupsi semeru beliau sempat mengungsi di rumah saudaranya, akan tetapi tidak berlangsung lama. Bu Lulus yang dulu tinggal di Desa Kajar Kuning, Dusun Curah Koboan, Lumajang, saat ini mengungsi di Posko Penanggal, yang lokasi persisnya berada di depan masjid.
Ia merupakan penyandang disabilitas, namun dikala keterbatasan yang dimiliki Bu Lulus, beliau adalah sosok yang memiliki semangat hidup tinggi. Semenjak muda Bu Lulus sering merantau ke berbagai tempat dan kota, salah satunya di Bangil, Pasuruan mendatangi beberapa tempat panti asuhan untuk belajar. “disana saya juga belajar keterampilan jahit dan obras.” tuturnya. Berawal dari keterampilan yang dipelajari oleh Bu Lulus, kini ia mahir menjahit dan dijadikan sebagai salah satu mata pencahariannya.
Bu Lulus yang juga salah satu korban erupsi, mendapat tawaran bergabung bersama kelompok penyintas yang dibentuk oleh GEMAPALU. Kelompok penyintas yang terdiri dari ibu-ibu ini mengolah limbah baju bekas untuk dimanfaatkan menjadi produk rumah tangga, seperti keset, selimut, taplak dan sebagainya. Pertemuan yang diadakan pada Senin, 14 Januari 2022 merupakan hari pertama Bu Lulus mengikuti kegiatan kelompok yang bernama Putri Semeru.
Kegiatan yang diikuti oleh Bu Lulus dan ibu-ibu lainnya selain mengolah limbah baju bekas, mereka juga mendapatkan paket donasi berupa perlengkapan tidur seperti kasur, bantal dan guling, selimut serta sprai, dan perlengkapan kebersihan diri seperti sabun mandi, sampo, sikat gigi dan odol. Pengadaan kegiatan ini juga bekerjasama dengan ARM HA-IPB juga DPD HA-IPB Jawa Timur.
Besar harapan nanti Bu Lulus mampu aktif berkreasi dan berkarya dalam kegiatan tersebut, walau dalam kondisi keterbatasan fisik yang ia punya. (TS)