LAPORAN KEGIATAN PENDAMPIANGAN ANAK – ANAK
PENYINTAS ERUPSI SEMERU
DI SDN 03 SUPIT URANG DESA SUMBERMUJUR KECAMATAN CANDIPURO KABUPATENLUMAJANGJAWA
Kegiatan pendampingan anak – anak penyintas erupsi Semeru di Kabupaten Lumajang, di fokuskanpada anak – anak sekolah SDN 03 Supit Urang Kecamatan Pronojiwo. Sejak erupsi terjadi 04Desember 2021 lalu, SDN 03 Supit urang merupakan salah satu sekolah yang terdampakdanlokasinya berada pada KRB 1 ( Kawasan Rawan bencana satu ) yang telah dilaranguntukditinggali lagi. Sehingga anak – anak berkegiatan belajarnya di sekolah darurat. Sekolahdaruratyang berdada di Desa Sumbermujur Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang ini, merupakansekolah yang dibangun oleh para relawan selama erupsi terjadi. Dibangun dikawasanhutanbambu, sebuah kawasan hutan konservasi, dan bahan bangunan 90%dari bambu. 78siswadengan 6 Guru dan 1 penjaga sekolah, sejak bulan Maret 2022 berpindah melakukanprosesbelajar mengajar ke sekolah darurat ini.
Gemapalu memutuskan menggandeng Mawea, sebuah komunitas Kelas Inspirasi yangmelakukanlayanan untuk memberikan sharing motivasi kepada anak – anak pedalaman. Dalamkesempatanini, mereka bersedia menjalankan proses pendampingan kegaiatan :
Semimpi merupakan kegiatan sehari berbagi perjalanan meraih mimpi. Kegiatan ini akan diisi oleh para profesional yang telah menekuni
profesi yang dekat dengan potensi alam, budaya, sosial dan ekonomi masyarakat sekitar, lebih dari 2 tahun. Semimpi akan melibatkan 6 orang sukarelawan pengajar dan 9 orang sukarelawan pendokumentator yang dihimpun sepanjang bulan Juni 2022.
Meraki ialah panggung perayaan Hari Anak Nasional 2022. Pada kegiatan ini ditampilkan berbagai kesenian dan perlombaan yang mengasah rasa percaya diri anak.
Pelaksanaan kegiatan dimulai sejak bulan Juni – Juli 2022. Dibulan Juni, dilakukan sosialisasi danassesmen kebutuhan kegiatab dengan pihak sekolah. Kemudian bersama Mawea menyusunmateri dan melakukan rekruitmen relawan serta pendamping. Pendampingan ini juga menggunakan momen peringatan Hari Anak Nasinal 23 Juli 2022. Mensosialisasikan stopkekerasan pada anak, sekolah aman dan inklusi serta menyatu dengan alam.
Sumbermujur (23/7/2022). MAWEA (Majang Wejang) salah satu komunitas kreatif di Lumajangmencoba menghadirkan keceriaan di Sekolah Darurat SDN Supiturang 03 yang berlokasi di kawasan wisata hutan bambu Sumbermujur, Candipuro, Lumajang. Sebagai sekolah terdampakerupsi yang menyebabkan bangunan hancur, kegiatan belajar harus dipindahkan ke lokasi baru.
Bersama dengan GEMAPALU (Gerakan Masyarakat Pedesaan Lumajang) yangsejakterjadinya erupsi telah hadir membantu para penyintas, MAWEA menginisiasi rangkaiankegiatan bertajuk Memori Erupsi yang salah satu kegiatan di dalamnya adalahMeraki. Pelaksanaannya bertepatan dengan Hari Anak Nasional 23 Juli lalu. Kegiatan bersenang- senang diisi permainan dan perlombaan khas tujuh belasan seperti: Lomba makan kerupuk, lomba balap kelereng, dan lomba balap karung.
Selain itu juga ada lomba yang mencoba meningkatkan spiritual para anak penyintas seperti: Lomba tilawah Quran, lomba azan serta lomba membaca puisi.
Sejumlah 78 siswa SDN Supiturang 03 antusias dalam mengikuti kegiatan yang berlangsungdari pagi sampai siang ini. MAWEA bersama 13 orang relawan dari berbagai latar belakangsukses menggelar acara dibersamai tim GEMAPALU sebanyak 5 orang dalampelaksanaannya. Selain itu ada 3 orang juri dalam perlombaan yang mana mereka adalah ahli dalambidangnyamasing-masing.
Nilai-nilai cinta alam pun tak luput dari kegiatan Meraki. Gemapalu menyelipkan kegiatanmenanam bibit pohon bersama anak-anak, lebih dari 200 bibit diserahkan kepadapihakpengelola Pokdarwis Hutan Bambu Desa Sumbermujur untuk ditanamdisekitar wilayahkonservasi hutan tersebut. Dengan menanam bibit pohon, anak-anak diajarkanuntukmenyayangi lingkungan dengan harapan mereka akan mengingat bahwa hidup manusiaakanselalu berdampingan dengan alam.
“Sabtu lalu, 23 Juli 2022 telah terlaksana kegiatan yang super duper seru dansangat menginspirasi, yakni Meraki. Kegiatan ini dilaksanakan di SDN 3 Supiturang yang relokasinyadi Hutan Bambu, Sumbermujur. Berbagai Lomba yang memicu jiwa kompetisi adik-adik penyintasbencana dilaksanakan. Antusias dan semangat adik-adik sangatlah besar, sehinggakami
sebagai relawan juga merasakan kebahagiaan tersebut. Semoga acara-acara dan kegiatankeren seperti ini bisa menjadi contoh untuk penerus penggerak perubahan Bangsa ini.
Sangat senang melihat wajah adik-adik yang tersenyum lebar, semangatnya yang tiadatanding, dan tentunya harapan-harapan terpendam mereka yang begitu besar terhadap masadepan. Semoga kegiatan yang serupa ini bisa menjadi tolok ukur untuk pergerakan pemuda-pemudi
tanah air,” ujar Lintang, salah satu panitia Meraki yang aktif dalam dunia tari.
Selain berkolaborasi dengan GEMAPALU, kegiatan Memori Erupsi didukung penuholehHighscope Indonesia yang memberikan perhatian terhadap bencana Erupsi Semeru 2021.
Apa yang dilakukan MAWEA bersama GEMAPALU dan Highscope Indonesia hanya satudari beribu bentuk kepedulian kepada sesama, terutama penyintas Erupsi Semeru. Semogaterlaksananya kegiatan ini menjadi pemantik bagi komunitas-komunitas lain di Lumajangkhususnya, untuk kembali melihat saudara-saudara di lereng kaki Semeru setelah lebihdari 6bulan berjuang menata kembali kehidupan mereka.
Sumbermujur (26/7/2022). Rangkaian kegiatan Memori Erupsi yang diselenggarakanoleh komunitas GEMAPALU bersama Mawea akhirnya sampai pada penghujungkegiatan. Semimpi menjadi penutup dari serangkaian acara yang dilaksanakansejakbulan Juni 2022 di Sekolah Darurat SDN Supiturang 03.
Semimpi merupakan kegiatan sehari berbagi perjalanan meraih mimpi yang melibatkanpara profesional pada bidang yang dekat dengan potensi alam, budaya, sosial, danekonomi masyarakat sekitar. Melalui proses rekrutmen diperoleh relawan sebanyak6pengajar dan 4 pendokumentasi. Pengajar tersebut berasal dari berbagai profesi yakni peneliti, penulis, narablog, guru geomatika, profesi di bidang pertanian, hinggaK3(Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Berbagai latar belakang tersebut diharapkanmemberikan wawasan luas betapa beragamnya jenis pekerjaan.
Sejumlah 78 siswa SDN Supiturang 03 mengikuti kegiatan Semimpi sejakacarapembukaan oleh perwakilan guru pada pukul 08.00 WIB hingga penutupan padapukul 13.00 WIB. Kegiatan diawali apel pagi bersama seluruh guru, panitia,danrelawan. Kemudian belajar dibimbing masing-masing pengajar menggunakan media ajar sesuai dengan profesi mereka. Ada yang belajar teknik budidaya vertikultur melalui menanambuah stroberi, belajar ilmu pangan melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari, hingga belajar geomatika melalui denah perjalanan dari tempat tinggal kesekolah. Pada sesi tersebut anak-anak aktif mengeksplorasi, menyampaikan pendapat atausesekali melontarkan impian mereka. Rupanya pengajar bisa menjadi pemantikdan
penumbuh energi bagi anak-anak. Pada sesi akhir kelas, para murid menuliskancita-citanya dalam secarik kertas warna-warni. Di antaranya ada yang ingin menjadi guruagama, pilot, pramugari, pemain sepakbola, dokter kandungan, youtuber, koki, danlain lain.
Semimpi diakhiri dengan pengumuman dan pembagian hadiah untuk pemenanglombayang telah dilaksanakan sebelumnya pada kegiatan Meraki.
“Saya senang bisa belajar banyak hal, menanam dan membuat peta. Terimakasihbanyak kakak-kakak sudah datang mengajar di SDN Supiturang 03,” ujar Aprita, siswi kelas 6 yang tampil aktif dalam rangkaian kegiatan Memori Erupsi.
Memori Erupsi didukung penuh oleh High Scope Indonesia yang telah melakukanpenggalangan dana lalu menyalurkannya melalui donasi berupa barang-barangkebutuhan sekolah yang kemudian diserahkan secara resmi oleh ketua GEMAPALUkepada perwakilan guru SDN Supiturang 03. Donasi yang diterima sekolah disertai doasemoga mampu menjadi pendukung pengembangan diri sekaligus penyemangat anak-anak penyintas erupsi semeru.
Terlaksananya kegiatan sehari berbagi perjalanan meraih mimpi ini semogamenjadi jendela pembuka untuk anak -anak melihat harapan hidup lebih baik, menatakembali harapan, dan semoga mimpi yang digenggam tersebut bukan hanya di secarikkertas ,tapi juga terwujud pada masa yang akan datang. Harapan baik tak hanyabagi anak-anak dan pihak sekolah, para relawan juga dapat memetik lalu menyimpankenangan berharga selama kegiatan berlangsung.
“Saya sangat bersyukur bisa bergabung dalam acara Semimpi yang diadakanolehMAWEA. Sebagai seorang penulis tentu saja saya ingin profesi ini dikenal olehanak-anak agar cita-cita mereka tidak melulu menjadi dokter atau insinyur. Bagi sayabisamengajar dan berbagi ilmu kepada mereka merupakan pengalaman sangat berharga. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan,” tutur Triana Dewi, relawanpengajarasal Lamongan yang menggeluti dunia jurnalisme.
Penulis: Iwan Z. Fahmi//Editor: Cemara
Karenina